Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Swab Antigen Tidak Mengakibatkan Kerusakan Otak Pada Manusia

Swab Antigen Tidak Mengakibatkan Kerusakan Otak Pada Manusia

Jalani proses pengecekan skrining virus corona penting dilaksanakan buat ketahui apa badanmu terkena penyakit COVID-19 atau mungkin tidak. Ada tiga tipe pengecekan yang dapat kamu lalui, yakni rapid tes anti-bodi, rapid tes antigen atau juga dikenal dengan swab antigen, dan sistem PCR.


Sudah tentu, masing-masing proses mempunyai keunggulan dan kekurangannya sendiri. Tetapi, dari ke-3 nya, sistem swab antigen semakin banyak diputuskan Judi Online oleh warga. Masalahnya selainnya harga lebih dapat dijangkau dibanding dengan PCR, sistem ini mempunyai hasil lebih tepat dibanding dengan rapid tes anti-bodi.


Swab Antigen Akibatkan Kerusakan Otak, Apakah benar?

Sayang, beberapa saat paling akhir ramai tersebar berita di sosial media jika pengecekan virus corona, terhitung swab antigen atau PCR bisa menyebabkan berlangsungnya kerusakan pada penghambat iritoencephalic atau penghambat darah-otak yang memungkinkannya bakteri yang terakumulasi pada masker mengakibatkan infeksi dalam otak.


Sistem swab antigen dan PCR sendiri memang dilaksanakan dengan masukkan alat yang serupa dengan pencuci telinga atau cotton bud, dengan batang yang lebih panjang ke lubang hidung atau kerongkongan buat ambil contoh. Tetapi, apakah benar keadaan ini menyebabkan kerusakan dalam otak?


Iritoencephalic sendiri sebagai penyambung di antara saluran darah dan otak. Pekerjaannya ialah memfilter obat atau zat lain pada darah, hingga tidak dapat capai otak. Jika penghambat ini alami kerusakan, karena itu otak dapat terkena oleh toksin sebagai factor yang penting pada peralihan otak pada periode panjang.


Harus dipahami jika otak mempunyai banyak susunan yang melindunginya. Pertama, dan tentunya paling terang dapat kelihatan memiliki bentuk ialah tengkorak. Seterusnya, pada bagian dalam, otak akan dibuntel oleh cairan dan membran perlindungan. Di bagian dalam pembuluh darah yang bekerja melapis otak, penghambat darah-otak ialah susunan sel yang padat yang bekerja hentikan semua zat asing masuk ke otak, tapi tidak dengan oksigen dan gizi.


Maknanya, tongkat swab yang ditempatkan lewat rongga hidung harus tembus beberapa susunan yang membuat perlindungan otak, sekalian tembus tulang dan masuk sisi pembuluh darah, untuk dapat capai sisi penghambat darah-otak dan menghancurkan organ terpenting pada tubuh ini.


Dr. Tom Wingfield dari Liverpool School of Tropical Medicine menjelaskan jika dianya sudah berkali-kali lakukan swab tes, baik swab antigen atau PCR ke beberapa pasien di rumah sakit dan lakukan tes itu pada dirinya tiap minggu sebagai relawan dalam eksperimen. Swab bisa berasa sedikit gatal atau geli, tapi tidak menyakitkan.


Pengecekan swab antigen atau PCR untuk mengenali ada infeksi virus corona pada tubuh tidak ambil contoh dari sisi penghambat darah-otak. Malah, contoh ini diambil dari sisi nasofaring. Juga, memakai alat swab saat jalani pengecekan tidak membuat kamu terserang paparan virus ini.


Ambil Contoh Lewat Proses Swab

Lalu, bila penyakit COVID-19 terikut lewat udara, ditambah saat bernapas, kenapa saat proses swab dilaksanakan, hidung atau kerongkongan harus dimasuki alat dan ambil contoh dilaksanakan tidak dengan bernapas pada alat itu?


Simpel, virus corona menebar saat orang yang terkena bersin atau batuk dan droplets berisi virus menebar pada udara. Ini tidak berarti jika cukup dengan bernapas pada ujung alat swab akan kumpulkan cukup contoh untuk dilaksanakan eksperimen di laboratorium. Ambil contoh dari dalam rongga hidung atau kerongkongan akan memberi hasil lebih tepat.


Jika kamu cuma bernapas pada ujung kapas alat swab, partikel virus atau sel yang bawa virus kemungkinan tidak dapat ketangkap oleh alat ini. Tetapi, bila alat swab ditempatkan dalam hidung atau kerongkongan dan diputar pada tempat berlangsungnya infeksi, contoh yang didapatkan dapat memperlihatkan hasil pengecekan yang lebih bagus.


Post a Comment

0 Comments